245 Kejadian Bencana Terjang Kota Sukabumi, Mayoritas Cuaca Ekstrem
SUKABUMI--Sebanyak 245 kejadian bencana menerjang Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2024. Di mana, dari ratusan kejadian tersebut bencana cuaca ekstrem yang paling mendominasi dibandingkan yang lain.
Hal ini didasarkan pada data Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, pada awal Triwulan II mulai 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2024. '' Secara aggregate tercatat sebanyak 245 kali kejadian bencana yang tersebar di tujuh kecamatan,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, Selasa (13/8/2024).
Akibat kejadian tersebut ditaksir nilai kerugian mencapai sebesar Rp 4.554.000.000. Dengan luas area 1,1622 Hektare dan 391 kepala keluarga (KK) atau terdiri dari 401 orang warga terdampak. Bencana juga menyebabkan sebanyak 519 unit bangunan rusak yakni 40 unit rusak berat, 111 unit rusak sedang dan 368 unit rusak ringan.
'' Bulan April merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat tercatat 72 kasus bencana,'' ungkap Novian. Selanjutnya, Maret 39 kasus, Januari 36 kasus, Mei 35 kasus, Juni 25 kasus, Juli 14 kasus dan Februari 18 kasus.
Menurut Novian, cuaca ekstrem paling mendominasi sebanyak 107 kali kejadian, disusul tanah longsor sebanyak 61 kali. Selanjutnya, banjir sebanyak 43 kali kejadian, angin topan/beliung 11 kali, kebakaran permukiman sebanyak 12 kali, disusul Gempa bumi sebanyak 6 kali serta yang terendah kebakaran lahan 1 kali.
Sementara wilayah tertinggi kasus bencana ada di Kecamatan Gunung Puyuh 45 kali yang berasal dari Kelurahan Sriwidari 16 kasus Kecamatan Warudoyong 43 kali, dan Kelurahan Sukakarya 14 kasus. Berikutnya, Kecamatan Lembursitu 43 kali yang berasal dari Kelurahan Cikundul 15 kasus, Kecamatan Citamiang 32 kali, Kelurahan Nanggeleng 10 kasus.
'' Khusus bulan Juli tercatat 14 kasus kejadian. Cuaca Ekstrem menjadi bencana yang mendominasi enam kali kejadian,'' kata Novian. Disusul dengan kebakaran permukiman empat kali, dan tanah longsor tiga kali, dan terendah kebakaran lahan satu kali.
Hal tersebut lanjut Novian, dikarenakan pada bulan tersebut anomali cuaca yang memasuki musim kemarau. Ia menuturkan, bulan Juli ini jumlah jiwa terdampak 19 orang dan 10 unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp 385.000.000 dengan 0,0774 hektare terdampak.
Terhadap hal tersebut kata Novian, BPBD Kota Sukabumi telah melakukan penanggulangan bencana mulai dari prabencana, saat dan pasca bencana. Di antaranta rapat koordinasi penguatan kapasitas 17 kelurahan tangguh bencana dan pembentukan Tim Pusdalops BPBD Kota Sukabumi sebagai Penguatan kapasitas kinerja BPBD.
'' Kami juga melaksanakan kegiatan pemantauan lokasi rawan bencana dengan melakukan susur sungai bersama Forkompimda di Sungai Cimandiri dan diisi dengan kegiatan pembersihan sungai serta penanaman pohon di sempadan,'' ungkap Novian. Upaya lainnya menggelar simulasi bencana di Gedung Juang 45 dengan lembaga dan komunitas pada Hari Kesiapsiagaan Bencana pada 26 April 2023. Riga Nurul Iman