SUKABUMI--Tingkat peredaran rokok ilegal di Kota Sukabumi diklaim mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini salah satunya dikarenakan efektifnya sosialisasi mengenai peredaran rokok ilegal kepada masyarakat.

Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir Pemkot Sukabumi menggelar Sosialisasi Pengenalan dan Identifikasi Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (BKCHT) Ilegal Tahun 2024. Acara itu dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, yang juga membuka dan menutup kegiatan tersebut.

'' Pentingnya memahami dampak peredaran rokok ilegal, baik terhadap kesehatan masyarakat maupun stabilitas ekonomi negara,'' ujar Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji akhir pekan lalu. Ciri-ciri rokok ilegal, seperti ketiadaan pita cukai atau penggunaan pita cukai palsu, yang menyebabkan hilangnya potensi pendapatan negara yang seharusnya digunakan untuk pembangunan.

Rokok ilegal terang Kusmana, bukan hanya merusak kesehatan, tetapi juga mengancam stabilitas anggaran negara. Sehingga, peran bersama sangat penting untuk memberantas peredaran barang ilegal ini demi kepentingan bangsa.

Kusmana menyampaikan, peredaran rokok ilegal di Sukabumi mengalami penurunan dari tahun 2023 ke tahun 2024. Namun, pemerintah tetap menetapkan target yang lebih spesifik untuk tahun 2025.

“ Target kami untuk tahun 2025 adalah memastikan bahwa para penjual lebih memahami bagaimana mengenali rokok ilegal yang mereka jual, sehingga dapat mencegah peredarannya di tingkat masyarakat,” jelas Kusmana. Upaya ini bertujuan tidak hanya untuk menekan dampak negatif rokok ilegal terhadap anggaran negara, tetapi juga untuk melindungi kesehatan masyarakat dan meningkatkan kesadaran publik.

Melalui kegiatan ini terang Kusmana, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap peredaran rokok ilegal dan berperan aktif melaporkannya kepada pihak berwenang. Pemerintah optimis bahwa langkah strategis ini akan membawa hasil nyata dalam memberantas barang kena cukai ilegal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran masyarakat Sukabumi. Riga Nurul Iman