Membanggakan, Pelajar Madrasah Sukabumi Tembus Grand Final Samsung Innovation Campus 2024/2025

SUKABUMI--Prestasi membanggakan ditorehkan para siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Sukabumi. Kali ini, Tim “Pemburu Mimpi”, berhasil menembus tahap Grand Final (Top 10) dalam ajang bergengsi Samsung Innovation Campus Batch 6. Seperti diketahui, ajang tersebut merupakan program nasional yang diselenggarakan Samsung Indonesia bekerja sama dengan Hacktiv8.
Dari lebih dari 10.000 pendaftar se-Indonesia, sekitar 7.000 peserta lolos ke tahap awal. Dalam lomba ini MAN I Kota Sukabumi mengirimkan tiga tim dalam seleksi awal, dan 3 tim masih masuk dalam stage 3 dan 4. Namun hanya 1 tim tersebut yang sukses melaju ke tahap Grand Final (Top 10).
Tim “Pemburu Mimpi” digawangi oleh empat siswa berbakat yakni Maria Marliana, Putri Aulia, Allayda Zibrilly Lubis dan Siti Marwah. Mereka menunjukkan dedikasi tinggi dalam mengembangkan solusi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) yang berdampak sosial.
'' Kami sangat bangga atas pencapaian kedua tim ini. Ini membuktikan bahwa siswa madrasah mampu bersaing dan tampil unggul dalam bidang teknologi dan inovasi di tingkat nasional bahkan global,'' ujar Kepala MAN I Kota Sukabumi, Tatang Moh. Abdurahman, Sabtu (10/5/2025). Ia menegaskan bahwa madrasah akan terus mendukung pengembangan potensi siswa, khususnya di bidang teknologi dan inovasi.
Semoga kata Tatang, keberhasilan ini menjadi pemantik semangat bagi siswa lainnya untuk terus bermimpi besar dan berinovasi.
Guru pembimbing tim “Pemburu Mimpi” MAN 1 Kota Sukabumi Diah Isneni Putri Alidi mengatakan, keikutsertaan pelajarnya dalam Lomba Smart Innovation Challenge (SIC) Batch 6 merupakan perjalanan panjang yang penuh tantangan sekaligus pembelajaran. '' Sejak bulan Desember di tahap pre-eliminasi, kami Tim Pemburu Mimpi telah berusaha dengan sungguh-sungguh merancang dan mengembangkan sebuah karya inovatif yang kami beri nama DREAMSYNCA,'' jelasnya.
DREAMSYNC adalah solusi pembelajaran berbasis IoT dan AI yang menggabungkan catatan otomatis, cek fakta cerdas, serta akses belajar tanpa batas. Inovasi ini hadir bukan untuk menggantikan pena dan buku, melainkan sebagai alternatif inklusif bagi siapa saja yang ingin belajar dengan cara yang lebih adaptif, fleksibel, dan efisien.
'' Yang paling membanggakan adalah kedisiplinan dan konsistensi yang ditunjukkan oleh tim sepanjang perjalanan ini,'' kata Diah. Mulai dari riset, pengembangan, hingga persiapan presentasi, anak-anak menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan kesediaan untuk terus berkembang.
Mereka lanjut Diah, tidak hanya bekerja keras, tetapi juga belajar bekerja cerdas, berkolaborasi, dan bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing. '' Kami bangga karena DREAMSYNC berhasil membawa kami lolos hingga ke grand final, sebuah pencapaian yang tidak lepas dari kedisiplinan dan konsistensi tim dalam bekerja, berinovasi, dan belajar bersama,'' jelasnya.
Motivasi utama mengikuti lomba ini terang Diah, bukan semata kemenangan, tetapi membuktikan bahwa ide besar bisa lahir dari kerja keras yang konsisten. Ia berharap DREAMSYNC bisa menjadi kontribusi nyata untuk pendidikan Indonesia yang lebih merata, modern, dan memberdayakan.
Semoga pengalaman ini menjadi batu loncatan menuju karya-karya berikutnya yang lebih besar dan berdampak. Salah satu anggota tim “Pemburu Mimpi, Maria Marliana, turut membagikan pengalamannya selama mengikuti program.
“ Alhamdulillah, program ini sangat membuka wawasan. Kami belajar pemrograman dan teknologi terkini, sekaligus mengasah kemampuan kerja sama dan komunikasi dalam tim,” ungkapnya.
Maria menyatakan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung mereka. “ Alhamdulillah kehendak Allah kami masuk Grand Final (Top 10) ini, tentu kami sangat senang karena mendapatkan pengalaman dan berterima kasih kepada guru pembimbing kami, yang telah mendampingi kami selama kompetisi, juga kepada seluruh staf dan guru dari MAN 1 Kota Sukabumi yang telah mendukung dan membantu kami selama kompetisi,” ungkapnya.
Maria berharap do’a dan dukungannya dapat menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lain untuk terus berusaha menjadi yang terbaik. Di sisi lain ia mengaku seneng dan bener-bener tidak menyangka bisa sampai di Grand Final Samsung Innovation Campus 2025.
'' Dari awal, perjalanan ini tuh nggak gampang, kami ngerasain sendiri gimana susahnya nyatuin ide, bagi tugas, belajar hal-hal baru kayak ngoding, bikin sistem, dan nyiapin alat yang bisa jalan dengan baik,'' cetus Maria. Di balik itu semua, ada banyak diskusi panjang, saling bantu saat ada yang kesulitan, dan rasa tanggung jawab yang bikin kami tetap solid sebagai tim.
Tapi justru sambung Maria, karena semua proses itu, hasilnya jadi terasa jauh lebih bermakna. Motivasinya simpel tapi kuat. '' Kami pengen nunjukin kalau anak madrasah juga bisa berinovasi, bikin solusi nyata, dan bersaing di tingkat nasional,'' tutur Maria. Lewat Dreamsync, ia ingin membantu dunia pendidikan jadi lebih baik. Semoga apa yang dilakukkanya bersama tim bisa jadi penyemangat buat teman-teman lain buat terus bermimpi, belajar, dan percaya sama prosesnya. Riga Nurul Iman