Terminal Rasa Museum: Kipahare Hadirkan Sejarah dan Budaya Sunda di Tengah Lalu Lintas Sukabumi

SUKABUMI--Terminal Tipe A KH Ahmad Sanusi Kota Sukabumi kini tak hanya menjadi simpul transportasi antar kota dan provinsi, namun juga menjadi pusat edukasi budaya dan sejarah. Di tengah hiruk-pikuk bus yang lalu lalang, hadir Museum Ki Pahare, sebuah tempat oase pengetahuan yang mengajak pengunjung menelusuri jejak peradaban masa lampau.
Museum Ki Pahare resmi menempati salah satu area di Terminal KH Ahmad Sanusi sejak 1 Oktober 2023, setelah sebelumnya berada di Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Museum ini menyimpan ratusan koleksi artefak bersejarah yang terbagi ke dalam tiga periode: prasejarah, era klasik, dan masa kolonial.
Pengawas Satuan Pelayanan Terminal, Yukky Rahmat Yunus, mengatakan keberadaan museum ini bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian dari misi pelestarian budaya Sunda di ruang publik yang tak biasa. “Di sini kami mengenalkan budaya Sunda sekaligus memberi wawasan kepada masyarakat Kota Sukabumi dan Indonesia, bahwa terminal ini tidak hanya soal transportasi, tapi juga tentang warisan budaya,” ujarnya pertengahan Juli 2025.
Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan, pihak pengelola telah membagi jalur antara operasional bus dan area umum. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk menjelajah museum tanpa terganggu lalu lintas kendaraan.
Lebih dari itu, museum ini juga mendukung Program Salud (Sadar Lalu Lintas Usia Dini) yang melibatkan pelajar dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi. “Setiap kunjungan dalam program Salud kami selipkan juga edukasi budaya lewat Museum Ki Pahare. Jadi anak-anak tidak hanya belajar lalu lintas, tapi juga mengenal akar sejarah dan budaya mereka,” tambah Yukky.
Museum Ki Pahare buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, dan yang lebih menarik—masuknya gratis untuk umum. “Tidak ada tiket masuk, gratis untuk siapa pun. Saya imbau dan ajak masyarakat untuk datang dan mengenal lebih dekat warisan sejarah Sukabumi di Museum Ki Pahare,” jelasnya. Riga Nurul Iman