Home > Kabar

Sukabumi Dorong Terwujudnya Kelurahan Ramah Anak

Kelurahan Ramah Anak, yang rencananya akan diawali dari Kelurahan Selabatu.
Sosialisasi pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di sekolah, serta pendampingan anak berhadapan dengan hukum di Kota Sukabumi, Jumat (17/10/2025).
Sosialisasi pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di sekolah, serta pendampingan anak berhadapan dengan hukum di Kota Sukabumi, Jumat (17/10/2025).

SUKABUMI--Kota Sukabumi berupaya mewujudkan kelurahan ramah anak. Hal ini tergambar saat Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi menggencarkan sosialisasi pencegahan dan penanganan tindak kekerasan di sekolah, serta pendampingan anak berhadapan dengan hukum, Jumat (17/10/2025.

Kepala DP2KBP3A Kota Sukabumi Yadi Mulyadi mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari pembentukan Kelurahan Ramah Anak, yang rencananya akan diawali dari Kelurahan Selabatu. “Kita bertahap di Kelurahan Selabatu dulu,'' jelasnya.

Insyaallah kata Yadi, seperti arahan Wali Kota mewujudkan Kota Ramah Anak. Di mana, kali ini disosialisasikan dulu tentang kriteria kelurahan ramah anak itu seperti apa, kemudian pembagian tugasnya.

Kepala Bidang PPA DP2KBP3A Kota Sukabumi Ineu Nuraeni, menjelaskan sosialisasi ini diikuti di antaranya oleh perwakilan pengurus RT, RW, Karang Taruna, dan Forum Anak dari Kelurahan Selabatu.“Ini adalah hasil usulan Musrenbang tahun 2024. Kelurahan Selabatu mengusulkan dilakukan pembinaan, pemberian materi mengenai kelurahan ramah perempuan dan anak,” ucapnya.

DP2KBP3A lanjut Ineu, sejauh ini kerap melakukan berbagai sosialisasi kepada berbagai pihak untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Kita terus melakukan sosialisasi, edukasi, pemberdayaan untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan kepada anak dan perempuan. Mulai dari mengedukasi peran dari masing – masing aparat kewilayahan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pendidikan,” tambahnya.

Adapun salah satu materi utama yang sering disampaikan dalam pelaksanaan sosialisasi dan edukasi adalah penanganan korban pasca terjadinya tindak kekerasan. “Kita akan selalu berkolaborasi dengan pihak lainnya, karena kita tidak bisa sendiri dalam mewujudkan kota layak anak, kemudian pengarusutamaan gender, tetap kita berkolaborasi dalam sebuah perencanaan yang peduli anak dan mengakomodasi kesetaraan gender,” imbuhnya. Riga Nurul Iman

× Image