Tingkat Inflasi di Sukabumi Tinggi, Ini Penyebabnya
SUKABUMI--Tingkat inflasi di Kota Sukabumi pada Desember 2024 lalu tercatat tinggi. Kondisi ini disebabkan beberapa faktor seperti bencana yang berdampak pada pasokan barang kebutuhan pokok masyatakat.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi Urip Sugeng Santoso yang menyampaikan beberapa faktor penyebab tingginya inflasi di Kota Sukabumi. Tingkat inflasi tersebut tercatat mencapai 2,59 persen secara year-on-year (y-o-y), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,60.
'' Sejumlah faktor turut mempengaruhi inflasi yang signifikan tersebut,'' ujar Kepala BPS Kota Sukabumi, Urip Sugeng Santoso kepada wartawan, Jumat (10/1/2025). Di antaranya dampak bencana alam, anomali cuaca, serta peningkatan permintaan barang pada musim liburan.
Salah satu penyebab tingginya inflasi adalah adanya bencana yang terjadi di Sukabumi. Kejadian tersebut mengganggu rantai pasokan barang dan menyebabkan kenaikan harga di beberapa sektor, terutama kebutuhan pangan.
Selanjutnya kata Urip, anomali cuaca pada bulan Oktober hingga Desember 2024 turut memperburuk kondisi inflasi. Curah hujan yang tidak menentu mengganggu distribusi komoditas hortikultura, sehingga harga beberapa jenis sayuran dan bahan pangan lainnya meningkat.
Selain itu lanjut Urip, liburan Natal dan Tahun Baru juga memicu lonjakan permintaan barang yang berimbas pada kenaikan harga. Ia mengatakan BPS Kota Sukabumi, mencatat bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan kenaikan sebesar 8,18 persen.
Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat mengalami deflasi sebesar -0,95 persen. Inflasi juga tercatat signifikan pada kelompok makanan dan minuman, yang menjadi komoditas utama yang berpengaruh pada kenaikan harga.
'' Dalam melakukan perhitungan inflasi, BPS Kota Sukabumi melakukan survei terhadap 355 jenis barang dan jasa yang dikelompokkan dalam 11 kategori,'' ungkap Urip. Beberapa komoditas yang dominan memberikan kontribusi terhadap inflasi bulan Desember 2024, antara lain telur ayam ras, beras, bawang merah, minyak goreng, kopi bubuk, sigaret putih mesin (SPM), dan cabai merah.
Kenaikan harga komoditas ini sambung Urip, secara langsung berpengaruh pada pengeluaran rumah tangga masyarakat.
Ketua Tim Statistik Harga Konsumen BPS Kota Sukabumi, Iyut Ria Muttaqun, menambahkan, meskipun terjadi kenaikan harga secara umum, dampaknya terhadap inflasi dapat bervariasi antar daerah. Sebagai langkah mitigasi, Pemerintah Kota Sukabumi berencana untuk mengantisipasi inflasi yang lebih tinggi dengan melakukan berbagai kebijakan.
Salah satunya adalah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. " Pemkot Sukabumi akan berkoordinasi dengan Bulog dan lembaga terkait untuk memastikan pasokan pangan aman, khususnya menjelang bulan puasa yang akan datang," katanya.
Tingginya inflasi tutur Iyut, dapat berpengaruh negatif bagi daerah. Karena Menurunkan daya beli masyarakat, tetapi inflasi yang rendah juga tidak berarti bahwa perekonomian berjalan baik. Riga Nurul Iman