Lestarikan Seni Budaya dan Merawat Sejarah, Lewat Festival Soekaboemi Tempo Doeloe

SUKABUMI--Suasana berbeda tampak dari bangunan bersejarah Gedung Wisnu Wardhani, Kompleks Sekolah Pembentukan Perwira Polri (Setukpa) di Jalan Bhayangkara Nomor 219, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi Sabtu (21/6/2025). Sebab, kawasan tersebut kembali menjadi tempat diselenggarakannya pameran dan Festival Soekaboemi Tempo Doeloe (STD) Tahun 2025 yang berlangsung pada 21-22 Juni 2025.
Kegiatan tersebut digagas Yayasan Dapuran Kipahare bersama Setukpa Lemdiklat Polri dan Disporapar Kota Sukabumi. Dalam momen itu warga bisa melihat pameran seni budaya dan sejarah tentang Kota/Kabupaten Sukabumi serta berbagai macam kuliner baik zaman dulu hingga saat ini.
'' Tema kali ini yakni pusaka sejarah menggali sejarah atau kisah tersembunyi dari Sukabumi,'' ujar Ketua Panitia STD 2025 Dwi Febianti kepada wartawan, Sabtu. Dalam pameran indoor lebih menonjolkan narasi atau kisah yang ada di Sukabumi yang belum banyak orang mengetahui.
Selain itu penampilan seni budaya yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Saat ini ada reog bobodoran dan malam Senin wayang golek.
" Pameran indoor ada 11 partisipan yakni Museum Setukpa, Museum Tionghoa, Museum Palagan Bojongkokosan, Museum Prabu Siliwangi, Galeri KH Ahmad Sanusi, dan Wayang Sukuraga,'' kata Dwi. Berikutnya dari dinas kebudayaan, pemuda dan olahraga Kabupaten Sukabumi, Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, dan Disporapar Kota Sukabumi.
Dwi menuturkan, ada tenant UMKM sebanyak 50 yang bergabung. Di sisi lain ada talent yang terlibat dalam STD 2025 tidak hanya dari Sukabumi tapi Cirebon, dan Jakarta.
'' Harapannya, dengan STD 2025 ini terus menjaga dan melestarikan seni budaya dan sejarah baik kota dan kabupaten,'' ungkap Dwi. Ia mengajak masyarakat umum mencintai budayanya sendiri.
Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana yang hadir dalam momen itu mengatakan, festival ini bukan sekedar ajang hiburan. Melainkan, sebuah jendela waktu membuka memori kolektif warga terhadap Sukabumi di masa lampau.
'' Tidak boleh ditinggalkan, sebagai pengenang karena ada masa ini tidak terlepas dari masa lalu,'' cetus Bobby. Intinya, jangan sekali-kali melupakan sejarah karena ada darah dan airmata serta keringat dari para pahlawan yang harus dihargai.
Kota Sukabumi terang Bobby, tidak hanya dibangun oleh beton dan jalan tapi nilai budaya dan kisah manusia yang hidup pada zamanya. Dengan merajut konstuksi potret Sukabumi tempo dulu untuk merajut inspirasi masa depan yang berkarakter, berbudaya dan membumi.
'' Saya apresiasi semua panitia dan sponsor yang menyukseskan acara. Tolong dukung dan doakan pemkot agar memfasilitasi event lebih baik dan lebih besar serta membumi baik provinsi dan nasional,'' tutur Bobby. Ajang ini bukan ruitinitas tahunan, tapi jadi bagian penting pelestarian budaya dan sejarah.
Mari lanjut Bobby, jaga dan lestarikan warisan budaya bukan hanya sebagai pajangan tapi pijakan agar melangkah lebih maju. Riga Nurul Iman