Tumbuhkan Ekonomi, Segitiga Emas Sukabumi-Cianjur-Bogor Perkuat Konektivitas Infrastruktur

SUKABUMI--Wilayah segitiga emas Sukabumi-Cianjur-Bogor akan mengembangkan koneksivitas infrastruktur. Langkah tersebut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tiga wilayah tersebut.
Hal ini mengemuka dalam acara Saresehan West Java Economic Society (WJES) 2025 yang mengangkat tema “Infrastruktur dan Konektivitas Segitiga Emas Sukabumi–Cianjur–Bogor”, di Hotel Horison Kota Sukabumi, Selasa (1/7/2025). Dalam acara itu hadir Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki dan perwakilan dari Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Bogor.
'' Momen ini dalam mendorong terkoneksinya infrastruktur Sukabumi, Cianjur dan Bogor, untuk mobilisasi ekonomi yang jauh lebih efisien,'' ujar Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki. Sehingga nanti tidak terjadi lonjakan harga yang mahal, karena infrastruktur sangat penting di tiga wilayah itu.
Ayep menyampaikan komitmen bagaimana Sukabumi siap untuk mewujudkan cita cita bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyejahterakan masyarakat. Salah satunya dengan peningkatan PAD.
'' Persiapannya kerja dan kerja setiap saat untuk membangun dan nantinya akan terlihat ada peningkatan grafik,'' cetus Ayep. Intinya, ia menekankan pentingnya membangun konektivitas sebagai kunci efisiensi logistik, stabilitas harga, dan peningkatan daya saing investasi di Kota Sukabumi.
Ayep juga mengungkapkan inovasi fiskal melalui optimalisasi wakaf sebagai instrumen investasi. “ Kami menyalurkan hasil investasi wakaf kepada 90 pelaku usaha di Kota Sukabumi. Ini adalah bagian dari upaya memperkuat fiskal daerah secara berkelanjutan,” jelasnya.
Sebagai kota yang terletak strategis di antara Bogor dan Cianjur, kata Ayep, Sukabumi memiliki potensi besar menjadi simpul distribusi kawasan. Visi ke depan difokuskan pada pengembangan infrastruktur utama seperti Tol Bocimi, revitalisasi jalur kereta api, pembangunan Pasar Induk Sukabumi, serta percepatan Jalan Lingkar Selatan.
'' Infrastruktur ini diyakini mampu memperlancar arus barang, menurunkan biaya logistik, dan memperkuat posisi Kota Sukabumi dalam rantai pasok regional,'' terang Ayep. Ia menuturkan sejumlah tantangan strategis yang perlu diatasi.
Di antaranya adalah kepadatan infrastruktur pasca-operasional Tol Bocimi, tingginya biaya distribusi yang memicu ketimpangan harga, ketiadaan pusat logistik modern, serta belum terintegrasinya pengelolaan sampah di kawasan perkotaan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Kota Sukabumi bersama para pemangku kepentingan mengusulkan langkah-langkah konkret berbasis tiga pilar utama: infrastruktur dan pasar, pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, serta kolaborasi kawasan.
Pertama, pengembangan Pasar Induk Kota Sukabumi sebagai pusat distribusi regional serta optimasi jalur transportasi seperti Jalan Lingkar Selatan dan jalur kereta api menjadi prioritas. Kedua, pengelolaan sampah modern berbasis daur ulang dan keterlibatan UMKM serta komunitas dalam ekonomi sirkular menjadi strategi kunci keberlanjutan.
Ketiga, penguatan kolaborasi lintas wilayah antara Sukabumi, Cianjur, dan Bogor diharapkan dapat menciptakan tata ruang dan pengelolaan sampah kawasan yang terintegrasi. Dengan kombinasi infrastruktur yang memadai, logistik yang efisien, dan pengelolaan sampah yang terkendali, Pemkot Sukabumi optimistis investasi akan tumbuh subur.
Ini adalah jalan untuk menjadikan Kota Sukabumi sebagai simpul konektivitas dan keberlanjutan kawasan yang sesungguhnya. Saresehan WJES 2025 ini menjadi momentum penting bagi Kota Sukabumi untuk meneguhkan posisinya dalam peta pertumbuhan ekonomi regional Jawa Barat. Riga Nurul Iman