Di Sukabumi, Petugas Gabungan Klaim Belum Ada Pengaduan Indikasi Beras Oplosan

SUKABUMI--Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, Olga Pragosta memastikan belum mendapatkan pengaduan dari masyarakat tentang adanya indikasi beras oplosan. Hal ini didasarkan hasil pengawasan yang dilakukan Diskumindag bersama Bapoktan, jajaran Kepolisian, TNI dan Bulog yang secara intens dilakukan.
'' Apabila ada indikasi peredaran beras oplosan akan langsung di tindaklanjuti,'' ujar Olga kepada wartawan, Sabtu (9/8/2025). Namun, sampai dengan saat ini belum ditemukan indikasi seperti itu.
Bahkan pada Jumat (8/8/2025) dilakukan operasi pasar gabungan ke sejumlah pasar modern dan tradisional. Tim gabungan menyisir beberapa kios-kios beras di pasar tradisional untuk memastikan tidak adanya peredaran beras oplosan.
Olga menerangkan, untuk penjualan beras di pasar modern, pengawasan dari manajemen pasar modern akan melihat daftar-daftar merk tertentu yang memang sudah menjadi produk beras kemasan kualitas premium.
"Pengawasan kita kalau sudah ada beras yang sudah terdaftar di nasional sebagai beras oplosan, mungkin itu akan kita tegur dan tindak lanjuti," jelasnya. Operasi pasar bersama tim gabungan yang di hadirioleh Wakil Wali Kota Sukabumi, Boby Maulana ke pasar tradisional dan modern ini dalam memeriksa kualitas, harga dan bobot beras.
Di mana hasilnya menunjukkan sebagian besar memenuhi ketentuan dan berapa merk beras memiliki kadar air hingga 14,9 persen. Fakta tersebut lanjut Olga, menunjukkan batas maksimal 14 persen yang ditetapkan pemerintah. Kadar air tinggi membuat beras cepat rusak, ketahanannya berkurang dari 5-6 bulan menjadi hanya 2-3 bulan.
Pada momen itu Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana mengimbau kepada masyarakat agar lebih cermat memilih beras. Termasuk memperhatikan tekstur, aroma dan kebersihan kemasan sebelum membeli. Riga Nurul Iman