Gelar Lokakarya, UTD PMI Kota Sukabumi Perkuat Sinergi Layanan Darah

SUKABUMI--Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Sukabumi menggelar lokakarya bertema “Sinergitas Pelayanan Darah yang Aman dan Berkualitas” di Laska Hotel Sukabumi, Rabu (3/9/2025). Momen tersebut dalam memperkuat pelayanan darah yang aman dan berkualitas
Kegiatan ini dihadiri perwakilan peserta dari sejumlah rumah sakit, kepala bank darah rumah sakit, klinik dan mitra strategis dalam pelayanan darah. Dalam kegiatan ini juga dihadiri langsung Kepala UDD Pusat PMI sebagai Narasumber dalam kegiatan ini dan jajaran Pengurus PMI Kota Sukabumi, Staf UTD dan Markas PMI Kota Sukabumi.
'' PMI perlu membangun jejaring kuat dalam pelayanan darah saat ini karena tidak bisa berjalan sendiri,'' ujar Ketua PMI Kota Sukabumi, Suranto Sumowiryo. Khususnya, dalam mewujudkan layanan darah yang aman dan berkualitas yang membutuhkan dukungan penuh dari rumah sakit sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan.
Karena itu terang Suranto, sinergi antara PMI dan rumah sakit harus semakin kuat agar kebutuhan darah masyarakat dapat terpenuhi dengan baik. Ia menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada seluruh mitra rumah sakit yang sudah bekerjasama selama ini.
'' Semoga kerjasama yang selama ini sudah terjalin mudah-mudahan semakin erat dan terus berlanjut dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,'' cetus Suranto. Terutama, pasien yang menerima transfusi darah melalui UTD PMI Kota Sukabumi.
Kepala UTD PMI Kota Sukabumi Trully Noviarti, menyampaikan, darah adalah kebutuhan vital dalam pelayanan kesehatan. “Ketersediaan darah yang aman, berkualitas, dan tepat waktu sering kali menentukan keselamatan nyawa pasien,'' imbuhnya.
Namun lanjut Trully, pelayanan darah tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan membutuhkan sinergi yang baik antara UTD sebagai penyedia dengan rumah sakit sebagai pengguna layanan. Atas dasar itu UTD PMI menginisiasi lokakarya ini.
Trully menjelaskan, lokakarya ini juga menjadi ajang evaluasi pelayanan darah selama ini, mencakup distribusi darah, kendala teknis maupun operasional, peningkatan mutu dan keamanan, hingga perbaikan sistem komunikasi dan koordinasi.
“Melalui evaluasi ini, kita harapkan muncul solusi konkret untuk memperbaiki pelayanan ke depan,'' jelasnya. UTD kata Trully, berkomitmen meningkatkan kapasitas stok darah, manajemen distribusi, dan kualitas layanan. Namun keberhasilan pelayanan darah tetap ditentukan oleh sinergi dengan pihak rumah sakit.
Selain itu, Trully menegaskan kembali peran UTD dalam pembinaan rumah sakit sesuai Permenkes No. 83 Tahun 2014. “Keselamatan pasien adalah prioritas kita bersama. Karena itu, mari kita jaga komitmen agar setiap tetes darah benar-benar membawa manfaat, bukan risiko,” terangnya.
Trully mengatakan, lokakarya ini juga mendapat dukungan dari PT Transblood Indonesia sebagai sponsor utama. PMI Kota Sukabumi berharap melalui kegiatan ini, jejaring pelayanan darah di wilayah Sukabumi semakin solid untuk menjamin ketersediaan darah yang aman, berkualitas, dan tepat waktu bagi masyarakat.
Kepala UDD PMI Pusat Robby Nur Aditya menerangkan, terkait kebijakan Pemerintah dan PMI terkait pelayanan darah oleh Bank darah Rumah Sakit (BDRS). Hal ini merupakan bagian penting dari sistem kesehatan nasional yang tidak bisa dipisahkan dari kebijakan pemerintah.
“Pentingnya pelayanan darah yang aman dan berkualitas sudah sangat jelas, dan Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) memegang peran strategis dalam sistem kesehatan nasional,'' ungkap Robby. Dasar hukumnya sudah kuat, mulai dari UU No 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, PP No 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan, hingga Permenkes No 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah.
Semua regulasi ini lanjut Robby, menegaskan BDRS wajib menjalankan fungsi pelayanan darah sesuai standar. BDRS memiliki fungsi utama menyediakan dan menyimpan darah sesuai kebutuhan rumah sakit, melaksanakan uji saring serta uji silang serasi, menjamin mutu dan keamanan darah, hingga mendukung pelayanan medis 24 jam.
“PMI bersama pemerintah telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk mendukung hal ini,'' cetus Robby. Termasuk kerja sama penyediaan darah dengan rumah sakit, penetapan tarif Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) sesuai Kepmenkes, serta penyelenggaraan sosialisasi dan pelatihan petugas BDRS secara berkelanjutan.
Robby menambahkan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi perhatian utama. PMI bersama Kemenkes rutin menyelenggarakan pelatihan teknisi dan analis BDRS, mendorong sertifikasi serta peningkatan kompetensi SDM, dan memperkuat dukungan sistem digital seperti SIMDONDAR untuk mempercepat manajemen data darah.
“Tentu kita menghadapi berbagai tantangan, mulai dari distribusi darah, keterbatasan SDM, menjaga mutu, hingga kepatuhan regulasi,'' kata Robby. Namun di balik itu, ada peluang besar melalui digitalisasi, peningkatan standar pelayanan, serta penguatan kolaborasi dengan rumah sakit dan pemerintah daerah.
Dengan sinergi yang kuat sambung Robby, optimistis pelayanan darah di Indonesia bisa semakin bermutu dan tepat sasaran. Di akhir kegiatan, dilaksanakan sesi diskusi dan tanya jawab dengan menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala UDD PMI Pusat, Robby Nur Aditya, Manajer Mutu UTD PMI Kota Sukabumi Haidir Nafis serta perwakilan dari PT Transblood Indonesia yang diwakili oleh Andri Rausin.
Sesi ini menjadi forum interaktif untuk berbagi pengalaman, memperdalam pemahaman, sekaligus merumuskan langkah nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan darah di Kota Sukabumi. Atep Maulana