16 Komunitas Seniman dan Budayawan di Sukabumi Suarakan Dukungan dalam Pilkada
SUKABUMI—Sebanyak 16 komunitas seniman dan budayawan di Kota Sukabumi mendeklarasikan dukungannya kepada bakal calon wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dengan membentuk wadah Balad Achmad Fahmi (Badami). Dukungan tersebut disampaikan dalam Deklarasi pemenangan H Achmad Fahmi sebagai calon wali kota Sukabumi di Ponpes Biru Mahabbah Kota Sukabumi, Jumat (16/8/2024) malam.
Momen tersebut diisi dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Badami dengan bacalon wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Dalam kesempatan itu hadir pula bacalon wakil wali Kota Sukabumi Dida Sembada dan Ketua Badami M Ichwan Muslimin serta perwakilan 16 komunitas seniman dan budayawan.
‘’ Setelah diskusi untuk berlabuh ke siapa, akhirnya kami bersepakat mendukung Kang Fahmi dan Kang Dida dalam pilkada 2024 dengan membentuk Badami,’’ ujar Ketua Badami M Ichwan Muslimin. Di mana, Badami mendukung sepenuhnya pemenangan Achmad Fahmi sebagai calon wali kota Sukabumi periode 2025-2030.
Ke depan kata Ichwan, bukan sebatas dukungan calon wali kota melainkan akan menjadi Bakti Budaya Sukabumi (Badami). Karena selama ini ada yang berpikir budaya hanya tradisi, padahal dalam budaya tercantum seni tradisi dan modern sejalan dengan amanat UU Nomor 5 tahun 2017 yang menyebutkan pemda wajib memelihara dan melestarikan seluruh aspek budaya.
Dukungan ini pun lanjut Ichwan dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman antara Badami dan Kang Fahmi. ‘’ Malam hari sebelum hari kemerdekaan, menjadi momen seniman dan budayawan akan sepakat seni budaya Sukabumi menjadi satu padu menuju merdeka kepada titik kebahagiaan dan kesejahteraan,’’ jelasnya.
Bacalon Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, deklarasi Badami sekaligus sebagai komitmen kuat mari bangun Sukabumi kita. ‘’ Dengan harmoni saling asah, asih, asuh dan wawangi dalam konteks segala sesuatu badamikan insya Allah kebersamaan akan hadir,’’ jelasnya.
Fahmi mengatakan, pada 16 agustus 1945 lalu Soekarno dan Hatta diculik diberikan motivasi dan keyakinan optimisme untuk menyatakan kemerdekaan. ‘’ Sejarah berulang, saya dan Pak Dida diculik dalam posisi yang menyenangkan yakni deklarasi dukungan,’’ katanya.
Sebuah semangat lanjut Fahmi, bagaimana Sukabumi harus jadi kota nyaman dan serasi. Bukan sekedar jargon politik karena sebuah doa, harapan dan komitmen untuk menata pemerintahan ke depan.
Dalam artian bukan sekedar harmonis saling menjaga. Tetapi doa dan komitmen menjalankan pemerintahan kedepannya. Kota dibangun dalam konteks keserasian dalam harmoni indah di tengah keragaman.
‘’ Seni budaya, agama dan teknologi harus bersatu bersama dalam membangun kota. Agama membuat hidup terarah, teknologi membuat hidup mudah, seni dan budaya membuat hidup indah,’’ kata Fahmi. Sebuah kata harmoni menghadirkan keserasian bagi perjalananan kepemimpinan ke depannya. Riga Nurul Iman