Jelang Lebaran, Forkopimda Kota Sukabumi Pantau Harga dan Stok Sembako di Pasar Tradisional

SUKABUMI--Unsur Forkopimda Kota Sukabumi melakukan monitoring harga dan ketersedian barang kebutuhan pokok masyarakat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H di Pasar Pasar Gudang Kota Sukabumi, Jalan Tipar Gede, Kecamatan Citamiang, Jumat (21/3/2025). Hasilnya harga sembako terpantau relatif stabil dan pasokannya menjelang Idul Fitri dipastikan aman.
Pemantauan diikuti Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, Wakil Wali Kota Sukabumi Bobby Maulana, Ketua DPRD Kota Sukabumi Wawan Juanda, Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi, Dandim 0607 Kota Sukabumi Letkol Inf Yudhi Hariyanto, dan Pj Sekda Kota Sukabumi Andang Tjahjandi.
'' Alhamdulillah harga barang kebutuhan pokok masyarakat menjelang Idul Fitri di Kota Sukabumi relatif stabil,'' ujar Wali Kota Sukabumi H Ayep Zaki. Misalnya harga cabai rawit sebesar Rp 100 ribu per kilogram tapi sudah berlangsung selama tiga bulan.
Selain itu harga cabai merah ada kenaikan, tapi dinilai normal. Kondisi itu pun terjadi pada bawang putih yang naik sekiar Rp 2 ribu per kilogram dan bawang merah juga sama yang dianggap masih normal.
Untuk harga daging sapi terang Ayep Zaki tidak ada kenaikan harga. Termasuk harga beras dan minyak goreng, daging ayam dan telur ayam tidak mengalami kenaikan.
Ayep Zaki menuturkan, di bulan Ramadan memang ada sedikit kenaikan harga tapi dianggap normal misalnya dari Rp 38 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Dianggap berpengaruh ketika harganya naik dari Rp 38 ribu ke Rp 100 ribu sehingga kini masih dibatas toleransi.
Khusus Minyakita lanjut Ayep Zaki mungkin karena ada pengurangan volume sehingga sudah satu minggu tidak ada pasokan. Sebenarnya, masyarakat masih menunggu pasokan karena selisih harga dengan yang lain sekitar Rp 3 ribu.
'' Intinya, pasokan sembako aman menjelamg Idul Fitri dan jaminan wali kota akan memantau,'' ungkap Ayep Zaki. Ia menilai yang kurang terkait daya beli masyarakar berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sehingga Ayep Zaki akan membuat simulasi agar daya beli meningkat tentu saja akan menggenjot PAD. Karena untuk meningkatkan konsumsi adalah APBD dan APBD dari PAD.
Selain itu lanjut Ayep Zaki terkait investasi akan berdampak pada PAD. Pada 2024 besaran PAD sebesar Rp 400 miliar dan bagaimana naik ke Rp 800 miliar bekerjasama dengan semua stakeholder, termasuk perusahaan harus berizin dan membayar pajak kalau melanggar akan ditindak sesuai konstitusi. Riga Nurul Iman