Perkuat Kerja Sama Regional, PMI Ikut Serta dalam Humanitarian Forum Asia Tenggara

KUALA LUMPUR--Palang Merah Indonesia (PMI) turut ambil bagian dalam Humanitarian Forum yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (22/9/2025). Forum ini menjadi ruang strategis bagi pemerintah, lembaga kemanusiaan internasional, organisasi masyarakat sipil, hingga sektor swasta untuk memperkuat kolaborasi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di kawasan Asia Tenggara.
Acara yang diresmikan oleh Menteri Pembangunan Wanita, Keluarga dan Masyarakat Malaysia, YB Datuk Seri Noraini Binti Ahmad, menghadirkan berbagai narasumber dari ASEAN, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), Komite Internasional Palang Merah (ICRC), serta lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya.
Dalam forum ini, PMI diwakili oleh Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Ridwan S Carman, yang memaparkan pengalaman organisasi dalam penanganan bencana di Indonesia. Ia menekankan pentingnya data sharing atau berbagi data antar pemangku kepentingan sebagai kunci percepatan pengambilan keputusan di lapangan.
“Berbagi data itu krusial dalam mempercepat respons kemanusiaan. Namun, praktiknya tidak selalu mudah,'' ujar Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Ridwan S Carman. Karena itu, kolaborasi sejak situasi normal menjadi sangat penting agar ketika bencana terjadi, semua pihak sudah siap bekerja bersama.
Selain itu kata Ridwan, forum juga menyoroti berbagai isu strategis, mulai dari penguatan Early Warning System (Sistem Peringatan Dini), perlindungan hukum dalam aksi kemanusiaan, hingga peningkatan ketangguhan masyarakat menghadapi bencana. Sekretariat ASEAN menegaskan sistem peringatan dini terbukti menyelamatkan banyak nyawa, namun implementasinya membutuhkan dukungan lintas sektor.
Ketua Palang Merah Malaysia, Tunku Puteri, dalam sambutannya menegaskan pentingnya berbagi pengalaman di antara sesama gerakan kemanusiaan. Ia bahkan menyoroti kiprah PMI yang mendapat mandat dari pemerintah Indonesia untuk mengelola donor darah sebanyak 5 juta kantong per tahun serta mengembangkan program Community Based Surveillance (CBS) di bidang kesehatan.
Forum ini menegaskan kembali bahwa Asia Tenggara merupakan kawasan rawan bencana. Sehingga koordinasi dengan berbagai mitra serta penguatan kerja sama regional menjadi kunci untuk memastikan kesiapsiagaan, respons cepat, dan ketangguhan masyarakat di masa depan. Atep Maulana