Home > Kabar

PMI Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Regional pada SEA Leaders Meeting 2025

Kolaborasi antar perhimpunan nasional sangat penting untuk memperkuat kapasitas kemanusiaan.
Sekretaris Jenderal PMI A.M. Fachir saat forum yang digelar pada Selasa (23/9/2025) menekankan pentingnya kerja sama regional dalampemberdayaan youth, penguatan jaringan Pertolongan Pertama, keterlibatan aktif dengan ASEAN, AHA Center, IFRC, hingga respon kolektif untuk Myanmar.
Sekretaris Jenderal PMI A.M. Fachir saat forum yang digelar pada Selasa (23/9/2025) menekankan pentingnya kerja sama regional dalampemberdayaan youth, penguatan jaringan Pertolongan Pertama, keterlibatan aktif dengan ASEAN, AHA Center, IFRC, hingga respon kolektif untuk Myanmar.

KUALA LUMPUR--Palang Merah Indonesia (PMI) menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama regional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kawasan Asia Tenggara. Komitmen ini mengemuka melalui 22nd Southeast Asia Red Cross and Red Crescent Leaders Meeting yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, 22–24 September 2025.

Sekretaris Jenderal PMI AM Fachir dalam forum pada Selasa (23/9/2025) menyampaikan, tantangan kemanusiaan di kawasan, mulai dari perubahan iklim hingga krisis di Myanmar, tidak dapat ditangani secara sendiri-sendiri.

“Kolaborasi antar perhimpunan nasional sangat penting untuk memperkuat kapasitas kemanusiaan kita. Kita perlu mekanisme bersama agar komitmen ini berjalan konsisten,” katanya.

Fachir mendorong adanya mekanisme pemantauan melalui evaluasi rutin, termasuk pertemuan virtual, guna memastikan tindak lanjut dari Bali Statement hasil SEA Leaders Meeting 2024. Ia menyoroti sejumlah prioritas kerja sama, seperti pemberdayaan youth dan relawan, penguatan jaringan Pertolongan Pertama, keterlibatan aktif dengan ASEAN, AHA Center, dan IFRC, serta respon kolektif untuk Myanmar.

Sejumlah inisiatif disampaikan perhimpunan nasional lain. Thailand Red Cross menyatakan dukungan kemanusiaan untuk Myanmar dan menjalin kerja sama dengan Palang Merah Malaysia.

Singapore Red Cross menekankan pentingnya standardisasi pelatihan Pertolongan Pertama dan dukungan psikososial, sementara Philippine Red Cross menyoroti program lintas negara, termasuk dukungan medis pekerja migran, kolaborasi kesehatan mental dengan Brunei, dan inisiatif youth regional.

Forum yang dipandu oleh Malaysian Red Crescent itu menegaskan bahwa kolaborasi bilateral maupun multilateral menjadi kunci memperkuat kapasitas kemanusiaan Asia Tenggara, khususnya dalam isu youth, Pertolongan Pertama, ketahanan iklim, kesehatan mental, serta dukungan bagi masyarakat Myanmar. Atep Maulana

× Image